
Pada dasarnya penyelesaian suatu masalah pasti akan sangat tergantung pada diri individu itu sendiri. Dialah yang bertanggungjawab untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Jika harus menunggu pihak lain maka tentu akan sulit mencari suatu penyelesaian. Bagi kita yang mungkin mengalami masalah dengan teman, saudara, dll ada baiknya anda mempertimbangkan beberapa saran berikut ini:
1. berdamai dengan diri sendiri
Maksudnya menciptakan suasana tenang dalam diri sendiri dan membuang berbagai pikiran negatif yang muncul. Adapun cara-cara yang bisa dilakukan adalah: biasanya untuk sementara waktu saya ga akan mau berkomunikasi atau bertemu dengan orang yang sedang bermasalah dengan saya, dengan kata lain, saya akan mengambil jarak.
Kemudian mengalihkan pikiran secara total pada hal-hal lain yang lebih positif , misalnya urusan rumah, pekerjaan, dan terutama ibadah/mendekatkan diri pada Tuhan.
2. Interospeksi Diri
Setelah hati menjadi lebih tenang dan dapat berpikir dengan lebih jernih, saya mulai memeriksa diri mengapa masing-masing (saya dan dirinya) bersikap saling menyebalkan – terlepas dari apa yang dipermasalahkan. Tanyakan pada diri kita sendiri apakah selama ini kita selalu mencari pembenaran atas segala tindakan yang kita lakukan terhadapnya daripada melihat suatu masalah secara obyektif? Tidak adakah hal-hal positif atau masa-masa indah yang telah dilalui bersama-sama? Apakah untung ruginya jika terus-terusan bermasalah dengannya ?
Lakukan introspeksi diri secara mendalam. Ingatlah bahwa setiap perselisihan pasti melibatkan lebih dari satu orang dan dalam hal ini tidak ada yang tidak bersalah. Oleh karena itu, jika sebelumnya kita cenderung memikirkan setiap hal secara negatif dan selalu menyalahkan orang lain, cobalah sekarang belajar sedikit demi sedikit melihat permasalahan secara obyektif. Mulailah dengan mengubah pola pikir kita. Ingatlah ungkapan yang mengatakan: "change your thoughts and you change your world". Selain itu cobalah belajar untuk tidak menghakimi atau menilai orang lain dengan nilai-nilai yang ada dalam diri sendiri. Sebab jika cara seperti itu yang kita gunakan maka akan sulit bagi kita untuk memulai inisiatif penyelesaian masalah dengannya. “If you judge people, you have no time to love them”
3. Mulailah belajar untuk memahami beberapa hal seperti:
Setiap orang mempunyai budayanya sendiri-sendiri, begitu juga antara saya dan teman memiliki budaya keluarga yang berbeda atau bertolak belakang. Yang dimaksud dengan budaya keluarga disini adalah aturan, didikan, kebiasaan-kebiasaan, dan nilai-nilai yang berlaku dalam suatu keluarga. Semua itu tentu saja membentuk karakter, sikap, dan pembawaan individu dalam kesehariannya dan dalam menghadapi masalah. Artinya ada hal-hal yang harus tetap dijaga oleh kita. Dengan demikian kedua pihak tidak boleh saling memaksakan kehendak untuk diakui sebagai teman atau sahabat. Haruslah disadari bahwa untuk sampai pada tahap seperti itu pasti dibutuhkan waktu untuk saling menyesuaikan diri dan saling memahami.
Sebagai individu yang tentu memiliki berbagai kekurangan, maka seorang teman atau saudara tentu pernah melakukan kekhilafan atau kesalahan dalam proses berinteraksi. Hal tersebut tentu tidak serta merta harus dilihat sebagai suatu ancaman atau serangan. Tindakan atau sikap yang salah tersebut jika ditelaah secara obyektif mungkin juga pernagh ditunjukkan diri sendiri. Oleh karena itu, kita harus mampu melihat dan memahami permasalahan secara obyektif.
4. Jangan mudah terpancing dengan informasi atau gosip yang diberikan oleh pihak
ketiga.
Jika mendapat pengaduan dari pihak ketiga mengenai dirinya terlepas dari kepentingan si pihak ketiga – ingatlah bahwa besar kemungkinan ada kata-kata yang hilang atau ditambahkan yang menyebabkan sebuah informasi jadi melenceng dari maksud aslinya. Dalam menyikapi hal seperti ini maka alangkah baiknya jika informasi yang diterima langsung dikonfirmasikan ke pihak yang bersangkutan.
5. Jika anda membutuhkan orang lain untuk "curhat", maka pastikan orang tersebut benar-benar dapat dipercaya.
Jangan sampai apa yang kita sampaikan pada orang tersebut justru menyebar ke pihak lain. Jika memang kita tidak yakin untuk bisa mempercayai kerabat atau pun teman kita, maka carilah orang-orang yang memang memiliki kompetensi dalam membantu penyelesaian masalah kita. Orang-orang tersebut misalnya konselor, psikolog maupun psikiater. Dengan melakukan curhat atau konsultasi pada orang-orang tersebut, maka semua rahasia kita pasti akan terjaga dengan baik. Selain itu kita pun akan dibantu dalam mencarikan solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi.
At the last… "when it is impossible to change others, you must change yourself" (Jika tidak mungkin mengubah orang lain, saya harus mengubah diri sendiri), tentu saja dalam konotasi positif. Namun perlu diingat bahwa dibutuhkan kerendahan hati dan kesabaran untuk menyadari, mengakui, dan menerima kekurangan-kekurangan diri sendiri, serta mengerti dan menerima kekurangan-kekurangan orang lain. Yang pasti, semua proses ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Apalagi ketika kekecewaan sudah sangat membekas, sangat susah untuk kembali ke masa sebelum ada goresan....
Karena Hati hanya akan di balas Hati....
No comments:
Post a Comment