cerita ini aku dapat dari sebuah web, entah siapa yang nulis dan kisah siapa aku gak tau, karena tidak dicantumkan nama dan tanggal penulisannya, tapi cerita ini mengisahkan tentang kisah hidup nyata dari penulisnya dan ketika membacanya, aku jadi terharu..benar-benar sebuah perjuangan yang luar biasa, perjuangan meraih cita-cita meski berjuta rintangan menghadang, dan setelah aku membaca artikel ini, aku semakin bersyukur kepada ALLAH SWT, karna bukan hanya aku yang menempuh perjuangan berat dalam meraih cita2, dan banyak yang lebih tidak beruntung daripada aku. Nah teman-teman, cerita itu sekarang aku hadirkan di blogQ, supaya bagi yang membaca bisa termotivasi, bahwa hidup itu penuh perjuangan, dan permasalahan yang menghadang kita, bukan untuk dihindari, tapi harus kita hadapi, karna ketika kita menghadapi masalah yang menimpa kita dan menerimanya dengan ikhlas serta dengan persangkaan baik kepada Allah, maka Allah akan selalu menunjukkan jalan keluar, Allah akan memberikan kemurahan dan kasih sayang-Nya kepada hamba2Nya yang bersabar dan tegar....
***
Aku dilahirkan di sebuah desa yang ada di kabupaten Cirebon.Dari orang tua yang boleh dibilang tidak bertanggung jawab.
Entah kenapa,sejak aku berumur 1,5 tahun ditinggal dengan begitu saja oleh kedua orang tua ku.
Dari keterangan yang aku dapat setelah dewasa,ternyata faktor pemicunya karena rumah tangga kedua orang tua ku tidak harmonis.Mereka sering bertengkar dan pada ujungnya mereka bercerai.Lalu mereka pergi dengan begitu saja meninggalkanku pada saat aku belum berdaya sama sekali.
Sungguh kejam memang perlakuan kedua orang tua ku terhadapku.Akibat pertikaian mereka,maka aku kena getahnya.
Tapi Allah Maha Pengasih dan Penyayang,melalui kemurahan hatiNya maka beruntung saat itu masih ada yang mau memungutku sebagai anak
Mereka (yang memungutku jadi anaknya) tergolong dalam kategori orang yang miskin,namun mereka kaya hati.Kebetulan mereka tidak punya anak walau usia mereka sudah sangat tua.Akhirnya aku di didik dan dibesarkan oleh mereka dalam situasi yang memprihatinkan.
Memang aku beruntung ada yang mau mengurusku dengan setulus hatinya.Tp bukan berarti kisah sedihku berakhir sampai disitu.Justru semenjak aku berusia pra sekolah (masa kanak-kanak),kisah sedih pun berlanjut dengan lebih menyakitkan lagi.
Kondisi ku yang merupakan anak buangan,ditambah situasi ekonomi kedua orang tua asuhku yang sangat miskin...menjadikan aku bahan ejekan dan hinaan bagi teman-teman di lingkunganku.Aku tidak diterima dengan baik oleh teman-temanku sebagai manusia yang punya persamaan hak dengan mereka.Aku sepertinya sudah tidak dianggap sebagai manusia lagi oleh teman-temanku.
Teman-temanku selalu menjauh dariku,bahkan aku sering dilempari dengan batu kecil oleh mereka.Ketika batu itu mengenai kepalaku...sakit sekali rasanya.Tapi hatiku lebih sakit lagi oleh perlakuan mereka yang tiap hari selalu menghina dan mengejekku habis-habisan.
Sekali waktu mereka mau juga berteman denganku,tapi...tetep saja cuma mau mengerjaiku.Misalnya saja aku harus menuruti kemauan mereka yang ujung-ujungnya aku diperdaya oleh mereka.Misalnya saja aku disuruh menjahili orang dengan paksaan mereka,setelah aku dimarahi oleh orang lain...mereka pun tertawa puas.
Begitulah perlakuan mereka padaku tiap hari seolah tidak ada bosannya.Sering aku menjerit sekuatnya dalam hati memanggil nama kedua orang tua ku (aku tahu nama kedua orang tua ku dari penjelasan kedua orang tua asuhku),tapi percuma saja karena setiap jeritan dari hatiku tidak pernah terdengar oleh kedua orang tuaku.
Sebenarnya saat itu aku sudah tidak kuat lagi untuk menahan penderitaanku yang sudah bisa dipastikan tiap hari selalu menyakitkan.Satu hari bagiku rasanya sangat lama sekali.Aku tidak mau bertemu dengan siang.Aku mau tidur terus biar tidak bertemu dengan teman-temanku
Untungnya kedua orang tua asuhku selalu memberi semangat hidup padaku.Mereka selalu menasihati agar aku bisa bersabar karena tidak semua orang membenciku,masih ada yang sayang padaku yaitu mereka dan satu lagi yang sangat menyayangiku yaitu Allah SWT.
Akhirnya tibalah masa dimana aku harus masuk ke Sekolah Dasar.Aku didaftarkan oleh kedua orang tua asuhku ke sebuah sekolah di lingkunganku.
Sebenarnya aku males untuk bersekolah,karena pasti di sekolahpun aku bakalan di ejek dan dihina oleh teman-temanku.Tapi karena aku tidak mau mengecewakan harapan kedua orang tua asuhku,akhirnya aku mau juga disekolahkan.
Dengan berbekal satu buah buku tulis dan pensil,tanpa seragam,sepatu dll,akhirnya aku masuk di hari pertama sekolahku.
Aku bertekad untuk menuntut ilmu dengan baik,aku tidak mau mengecewakan harapan kedua orang tua asuhku.
Kekhawatiran akan ejekan dan hinaan teman-temanku akhirnya menjadi kenyataan.Belum lama aku menuntut ilmu di Sekolah Dasar,perlakuan teman-temanku sudah mulai aku rasakan.Pernah masih terbayang sampai skrg...kala itu aku sedang duduk di tembok pembatas sekolah,tidak kusangka aku di dorong oleh temanku dan jatuh kebelakang.Sedang tembok pembatas sekolah memang cukup tinggi sehingga benturan kepalaku dengan batu tak dapat dihindarkan.Akibat dari benturan itu maka kepalaku memar-memar dan tumbuh benjolan besar.Melihat hal itu malah mereka pada tertawa...sungguh durjana perbuatan teman-temanku itu.Aku hanya bisa menangis dan langsung pulang ke rumah.Melihat kejadian itu,kedua orang tua asuhku kaget dan ikut menangis karena iba melihatku.Langsung mereka mencari abu hangat lalu dibungkus oleh kain dan ditempel-tempelkan di benjolan kepalaku agar darah tidak membeku di dalam.Kami tidak mempunyai uang jika pergi ke rumah sakit.
Kejadian lainnya pernah juga aku hampir meninggal dunia ketika aku bermain di sungai,pas lagi itu sungai dalam keadaan banjir.Aku dipaksa oleh teman-temanku untuk ikut mandi di sungai.Sebenarnya aku sudah berkata pada mereka bahwa aku tidak bisa berenang,tapi tetep saja mereka memaksa.Akhirnya aku diajak paksa oleh mereka,dan ketika jatuh ke sungai maka aku gelagapan dan banyak menelan air sungai.Tapi ajaib,dengan segala usaha aku berusaha supaya tidak tenggelam dan akhirnya berhasil.Mulai saat itu aku bisa berenang.Sungguh Allah sangat menyayangiku,yang seharusnya aku mati tenggelam malah akhirnya aku jadi bisa berenang.Terima kasih Tuhanku,disela-sela Engkau memberi cobaan padaku ternyata Engkau memberi hikmah tersendiri untukku.
Sebenarnya banyak sekali kisah sedihku yang menyayat hati selama aku bersekolah,namun tidak bisa aku ceritakan semuanya karena akan terlalu panjang.Yang jelas hampir setiap hari aku menangis dan menangis serta menjerit dalam hati.Aku selalu menjerit dalam hati,memanggil nama kedua orang tua ku.Walau mereka tidak pernah datang untuk menyaksikan penderitaan anaknya dan menyayangi anaknya tetapi aku tetap tidak bosan untuk selalu memanggil nama kedua orang tua ku.
Penderitaanku semakin lengkap rasanya ketika aku menginjak kelas 2 SD.Ayah asuhku yang sangat menyayangiku dipanggil oleh Allah SWT.Tentu saja ini sangat memukul hatiku,tapi apa mau dikata...Allah berkehendak lain.
Walau bermacam penderitaan aku alami,tapi tidak melunturkan semangatku untuk menuntut ilmu,aku belajar keras untuk membuktikan pada kedua orang tua asuhku bahwa aku tidak mengecewakan mereka.Alhamdulillah,
berkat usahaku yang keras dan disertai dengan do'a yang terus menerus pada Allah SWT akhirnya dalam raportku dari mulai kelas 1 sampai kelas 6 selalu mendapat peringkat ke 1.Terima kasih ya Allah,Sungguh besar perhatianMu padaku,hingga ditengah penderitaanku dalam menuntut ilmu ternyata aku di karuniai ranking yang bagus.Aku benar-benar terharu.
Akhirnya tibalah waktunya aku mengikuti ujian akhir di kelas 6.Dan Alhamdulillah jg bahwa aku ternyata lulus.Aku benar-benar sangat bahagia terutama ketika mendapat secarik kertas pengumuman kelulusan.Air mata kebahagiaan tak kuasa terbendung.Aku berlari sekencang-kencangnya menuju rumah untuk mengabari ibu asuhku bahwa aku lulus ujian.Ketika melihat bahwa aku lulus,ibu asuhku ikut berlinang air mata sambil memeluk ku sangat erat.Ia bangga dengan perjuanganku menuntut ilmu di sekolah dasar yang penuh dengan rintangan.
Sejenak saya dan ibu asuh saya terlena dengan kebahagiaan.Tapi ketika aku ingat pesan dari guruku di sekolah tadi bahwa sesampainya di rumah harus membicarakan dengan orang tua untuk melanjutkan ke SMP mana,maka akhirnya aku baru menyadari bahwa aku benar-benar bingung memikirkan hal itu.
Akhirnya aku menyampaikan kata-kata dari guruku pada ibu asuhku.Aku menanyakan pada ibu asuhku kiranya kemana SMP yang hendak dimasuki.Tapi ibu asuhku menjawab dengan nada yang mengandung seribu kesedihan.Menurut dia,jangankan untuk biaya menuntut pendidikan di SMP,untuk makan sehari-hari saja sangat sulit.Memang aku pun menyadari akan hal itu,karena untuk membiayai hidup kami berdua saja hanya mengandalkan sisa tenaga tua dari ibu asuhku.Kami hidup mengandalkan upah buruh dari orang yang menyuruh kerja pada ibu asuhku.Dan dari penghasilan itu,tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup kami sehari-hari.Tapi,haruskah aku berhenti menuntut ilmu sampai Sekolah Dasar?akh...aku benar-benar sangat bingung.Padahal aku sudah tumbuh semangat yang menggebu-gebu untuk menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi.Sebenarnya sejak mulai dari kelas 3 aku sudah mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang guru.
Perang di bathinku semakin berkecamuk,antara ingin meneruskan pendidikanku untuk mengejar cita-citaku dan rasa kasihan pada ibu asuhku serta sebuah hal yang sangat sulit jika aku memaksakan diri.Tapi mematikan keinginanku juga rasanya semakin sulit saja.
Akhirnya kuputuskan untuk mencari informasi SMP yang biayanya murah.Dari hasil pencarian informasi ternyata tidak ada satu SMP pun yang biayanya gratis.Terakhir aku mengunjungi sebuah SMP Katholik(Kristen),ternyata menurut kepala sekolahnya di SMP itu bisa gratis jika bagi siswa miskin.Tetapi haruskah aku bersekolah di SMP Kristen?Akh...aku benar-benar sedang ada dalam sebuah kebingungan.Namun akhirnya aku putuskan saja untuk bersekolah disitu,adapun masalah agama aku pikir tergantung kekuatan imannya saja.
Ketika guruku mengetahui bahwa pilihanku ke SMP Kristen,maka aku di nasihati agar sebaiknya jangan masuk ke situ.Tapi setelah aku mengemukakan alasanku,maka guruku terpaksa tidak bisa berbuat apa-apa karena memang memaklumi alasanku.
Selanjutnya aku nekat daftar ke SMP kristen tersebut.Dan aku memberi tahu ibu asuhku bahwa aku udah daftar di SMP tersebut.Ibu asuhku hanya bisa berlinang air mata melihat kegigihanku untuk bisa melanjutkan sekolah ke SMP.Aku meminta maaf pada ibu asuhku karena tanpa sepengetahuan dia,aku daftar ke SMP Kristen.Untungnya ibu asuhku tidak marah.
Hari pertama aku masuk sekolah ke SMP begitu sangat bahagianya.Kini teman-temanku banyak yang Tionghoa krn memang kebanyakan yang masuk ke sekolah ini adalah anak-anak dari keturunan Tionghoa yang rata-rata berasal dari keluarga yang kaya.Sebenarnya aku minder bersekolah disini tapi karena memang tidak ada sekolah lain lagi yang bisa membebaskan biaya sekolah padaku,akhirnya terpaksa aku memberanikan diri untuk bisa menyesuaikan diri.
Ternyata walau sebagian besar teman-temanku dari kalangan orang berada,tapi mereka tidak terlalu menghinaku atau melecehkanku.Tapi tetap saja aku tidak di akrabi oleh mereka.
Semakin berat saja saingan belajarku,teman-temanku didukung oleh fasilitas belajar yang memadai seperti buku-bukunya yang lengkap dan lain-lain.Tapi aku tetap tidak akan menyerah untuk bersaing dengan mereka.Aku tetap percaya diri dalam hal belajar.
Hari demi hari kulalui bersekolah di SMP Kristen,dan memang aku dibebaskan dari biaya sekolah.Tapi tetap saja yang namanya keperluan sekolah kan sangat banyak misalnya sepatu,tas dan lain sebagainya yang semua itu tidak bisa disubsidi oleh sekolah.Nah,hal inilah yang membuat aku pusing.
Suatu ketika ada guruku disitu yang menawariku untuk membantu pekerjaan di rumah guruku itu dan ia berjanji untuk membiayai seluruh kebutuhan sekolahku.Kesempatan ini tidak aku sia-siakan.Tawarannya langsung aku terima supaya aku tidak terlalu memberatkan ibu asuhku.
Semenjak itu maka setiap pulang sekolah,aku langsung ke rumah guruku itu untuk membantu pekerjaan di rumahnya.Oh ya,guruku itu namanya Pak Heriyantara.
Hari pertama dan hari-hari awal,aku banyak membuat kesalahan dalam membantu pekerjaan di rumah guruku.Aku masih ingat kesalahan pertama yang aku perbuat adalah ketika aku disuruh menyetrika pakaian guruku.Aku kan gak bisa nyetrika.Pertama nyetrika,aku membuat bolong baju guruku.Akh...aku deg deg an,bisa marah ni guruku!Owh tapi salah dugaanku,guruku tidak marah.Ia memaklumiku,malahan ia langsung mengajariku tentang nyetrika yang baik.
Aku merasa terharu dengan sikap guruku yang begitu baik,aku tidak menduga dari sebelumnya.Guruku dengan penuh kesabaran mengajariku menyetrika,memasak,
mencuci
piring,mencuci pakaian,mengepel,dll.
Dari sinilah akhirnya aku mendapat pelajaran yang berharga.Aku jadi bisa melakukan pekerjaan seperti menyetrika yg baik,mencuci pakaian yang baik,mengepel yang baik dan banyak lagi yang lainnya.
Aku juga mendapat pelajaran yang berharga tentang kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh kalangan orang kaya dan terhormat,seperti cara menyusun peralatan makan di meja makan,sopan-santun dalam makan,dan lain sebagainya.
Di samping aku mendapat pengalaman yang berharga,guruku juga menepati janji untuk membiayai seluruh kebutuhan sekolahku.Dan hal ini demikian sangat berartinya bagiku.Skrg beliau masih hidup walau berada di daerah lain.Jika kebetulan Pak Heriyantara membaca tulisanku ini,maka aku sekali lagi mengucapkan banyak-banyak terima kasih serta mohon maaf belum bisa membalas jasa-jasa dari Bapak.
Selama aku menuntut pendidikan di SMP walau masih tetap diselimuti oleh keprihatinan tapi tidak semenderita ketika di Sekolah Dasar.
Suatu ketika,pada saat pembagian raport di kelas 2,sekolah mencoba mengundang ayah asli ku yang tinggal di daerah perbatasan jawa tengah.Aku gembira karena ayahku mau hadir ke sekolah.Saat itu seluruh orang tua siswa di undang ke sekolah untuk acara pembagian raport.Tibalah saatnya namaku disebut untuk mengambil raport,sebelum raport diberikan...aku disuruh ke depan,kemudian salah satu guru berbicara dihadapan seluruh orang tua murid,menerangkan tentang perjuangan aku menuntut ilmu dalam keadaan yang memprihatinkan tetapi bisa meraih peringkat ke 3.Sambil berbicara,guruku mengusap-usap aku seraya mencucurkan air mata haru melihat gigihnya perjuanganku tanpa orang tua.Seluruh orang tua siswa ikut terhanyut dalam suasana kesedihan.Mereka sama-sama membicarakan orang tuaku sambil berlinang air mata.Hal seperti ini tidak aku duga sebelumnya.Karuan saja aku pun ikut menangis karena ternyata guru-guruku menaruh perhatian yang besar padaku.
Entah kenapa tiba-tiba ayahku pergi keluar ruangan dan tanpa permisi pulang.Mungkin dia malu melihat hal seperti tadi.Akh....ayah...kenapa pergi dengan begitu saja,tadinya aku sudah merasa gembira dengan kehadiran ayahku yang tidak aku duga.
Itulah kali pertama aku bisa bertemu dengan ayahku semenjak aku ditinggal olehnya.Ayahku memang tinggal di tetangga kabupaten,tapi dia tidak mau menemuiku semenjak aku ditinggal olehnya.Dan juga tidak mau memperdulikanku.Sedang ibuku tinggal di jakarta.Mereka sudah pada menikah lagi,dan aku tidak dipedulikan oleh mereka.
Punah sudah harapanku untuk bisa mendapatkan kasih sayangnya.
Biarlah...mungkin aku ditakdirkan untuk hidup tanpa orang tua.Aku percaya,walau tanpa orang tua tapi Allah melebihi orang tua ku
Walau dengan banyak rintangan (gak aku ceritain smua,hanya sebagian kecil saja),akhirnya tibalah waktunya dimana aku harus mengikuti ujian akhir di kelas 3.Aku semangat sekali untuk belajar.Sehingga ketika pengumuman kelulusan,aku sangat gembira sekali karena dinyatakan lulus.
Tidak sia-sia memang perjuanganku selama 3 tahun untuk bisa berhasil menuntaskan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama walau sebenarnya aku agak kecewa karena aku melanjutkan ke SMP Kristen.
Selama menempuh pendidikan di SMP Kristen ini,banyak hujatan dari masyarakat dan teman-teman tetanggaku bahwa aku sudah murtad katanya.Menyakitkan memang dituduh begitu,tapi karena keinginanku demikian kerasnya maka semua perkataan itu masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri
Seperti halnya ketika aku lulus dari Sekolah Dasar,kebahagiaanku hanya sesaat karena aku mulai pusing lagi untuk meneruskan sekolahku ke jenjang yang lebih tinggi.Cita-cita ku untuk menjadi guru maka aku harus meneruskan ke SPG (Sekolah Pendidikan Guru) dan ini lebih sulit lagi karena sekolah itu jaraknya jauh dari tempatku (tidak bisa di tempuh dengan berjalan kaki).Disamping itu,biayanya lebih mahal dari pada SMP.
Beruntung guru-guru SMP ku pada baik,mereka mengerti dengan keadaan dan cita-citaku.Mereka ikut memberikan saran-saran yang aku butuhkan.
Sebenarnya guru-guru SMP ku memberikan saran padaku untuk meneruskan ke SPG Kristen di jawa tengah,jika mau maka mereka akan membantu mengurusnya sampai aku bisa masuk ke SPG tersebut.Namun setelah aku pikir-pikir,masa aku sekolah di sekolah Kristen terus.Akhirnya ku putuskan untuk mencoba ke SPG yang berlokasi di kab.Cirebon dulu.SPG itu adalah SPG Negeri Cirebon.
Tapi aku bimbang juga si,soalnya jika diterima di SPG N Cirebon pun maka dari mana untuk pembiayaan sekolahnya,sedang guruku Pak Heriyantara hanya sanggup membiayai sekolah tingkat SMP saja.
Jika aku masuk ke SPG Kristen yang ada di jawa tengah maka kemungkina aku akan bebas biaya.Tp aku gak enak krn aku gak mau sekolah di sekolah Kristen terus.Selama di SMP saja telingaku rasanya panas terus mendengar ultimatum dari masyarakat bahwa aku sudah murtad.
Dari pada aku terombang-ambing dalam kebimbangan,akhirnya kuputuskan untuk nekat mengikuti test masuk ke SPG N Cirebon saja.Urusan biaya gimana nanti ajalah,demikian yang ada dibenakku saat itu.
Setelah merasa mantap maka aku kemukakan kebulatan tekadku itu pada guru-guru SMP ku.Aku juga minta bantuannya juga dari mereka.Dan mereka pun sangat bijaksana serta berjanji mau membantuku termasuk dalam pembiayaan ketika pelaksanaan proses test ke SPG N Cirebon
Akh...betapa terharunya melihat niat yang tulus dari mereka untuk membantuku.Ternyata mereka kompak untuk patungan dalam pembiayaan buatku.Tak terasa air mata ini jatuh ke pipiku.Aku terharu krn ternyata kasih sayang mereka melebihi orang tuaku.Terimakasih ya Allah,berkat kuasa Mu juga akhirnya aku selalu ada yang memperhatikan.
Sebelum pelaksanaan test tiba,aku belajar sangat keras agar bisa lulus test,karena aku tahu sainganku atau yang daftar ke SPG N Cirebon sangat banyak jumlahnya.
Akhirnya tibalah waktu pelaksanaan test tersebut.Aku berangka harus naik mobil karena jaraknya lumayan jauh yaitu sekitar 35 km.Dan semua keperluan pembiayaan untuk pelaksanaan test benar-benar ditanggung oleh guru-guru SMP ku.
Selang beberapa waktu tibalah waktu pengumuman hasil test keluar.Agak deg deg an juga aku,tapi akhirnya aku melihat langsung juga ke SPG nya.
Tak kusangka dan tak kuduga,ternyata aku lulus diterima di SPGN Cirebon.Betapa bahagianya aku.Sepulang dari SPG langsung aku mengabarkan keberhasilanku pada ibu asuhku dan guru-guru SMP ku.
Lalu guru-guruku bertanya padaku tentang langkah selanjutnya karena bersekolah di SPGN Cirebon perlu ongkos setiap harinya.Mendapat pertanyaan seperti itu,aku pun menjadi bingung sendiri.Lalu guru-guruku memberi saran agar mendatangi perusahaan bus yang ada di daerahku kepunyaan orang Tionghoa.Namanya P.O MEKAR.Dan yang punyanya termasuk orang tua murid temanku,jadi ia sudah sedikit tahu tentangku.
Langkah selanjutnya kuberanikan diri untuk datang ke tempat perusahaan bus tersebut.Beruntung aku bisa ketemu langsung dengan yang punyanya.
Setelah bertemu dengan yang punya perusahaan mobil,maka aku kemukakan maksud kedatanganku yaitu untuk meminta kemurahan hatinya agar klo aku naik mobil miliknya jangan dipinta ongkos.
Nasib mujur berkat kasih sayang Allah padaku rupanya masih selalu mengikuti.Ternyata karena iba melihat nasibku maka ia bersedia membantuku sesuai dengan yang diharapkan.Lalu ia berpesan padaku agar nanti sore datang kembali ke rumahnya.
Sore harinya aku datang kembali ke rumahnya.Setelah bertemu dg dia,aku langsung diajak ke garasi mobil.Disana udah banyak sopir-sopir bus mekar yang sedang pada kumpul krn kalau sore hari semua bus mekar masuk ke garasi.
Aku diperkenalkan pada semua sopir dan terutama kondekturnya.Yang punya perusahaan mobil itu berkata pada semua karyawannya agar klo aku naik mobil jangan dipinta bayaran.
Aku mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada orang yang punya perusahaan mobil tersebut.Lalu akupun pulang kembali ke rumah.
Karena aku gak punya uang untuk ongkos mobil,jadi ketika hari pertama berangkat sekolah,aku selalu menunggu bus "mekar" baik ketika berangkatnya maupun ketika pulangnya.
Mulai sejak masuk sekolah dan hari-hari berikutnya,aku berangkat dan pulang selalu naik bus mekar.Berangkat dari rumah sekitar pk 04:30,dan pulng ke rumah sekitar pk.17::
Rupanya penderitaanku tiada kunjung berakhir,pas aku menginjak kelas 2 SPG ibu asuhku yang sudah sangat tua itu dipanggil oleh Allah SWT.Sebuah penderitaan yang sangat berat bagiku,aku menangis keras,hatiku menjerit pada Allah SWT.
Ya Allah...kenapa Engkau panggil ibu asuhku yang sangat menyayangiku,kepada siapa lagi kini aku menggantungkan hidup?
Air mata ku turun seolah tiada henti-hentinya.Kini...jangankan untuk biaya sekolah,untuk makan saja aku berarti harus kerja.Aku harus bisa mencari uang sendiri untuk mempertahankan hidupku.Tapi jika aku bekerja,artinya aku harus keluar dan meninggalkan sekolah yang kini sudah menginjak kelas 2.
Sungguh dilema saat itu.Aku harus memilih dua pilihan sulit.Jika aku terus bersekolah,maka siapa yang membiayai sekolah dan siapa yang memberi kebutuhan hidupku?Jika aku memilih mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup,maka otomatis aku harus keluar sekolah,sedangkan aku sangat ingin untuk menamatkan sekolah di SPG sebagai pra sarat menjadi pendidik.Padahal hanya sebentar lagi waktu yang harus aku tempuh untuk menamatkan sekolahku.
Sungguh merupakan sebuah ujian yang sangat berat bagiku.Beban penderitaanku selalu datang seolah tiada akhirnya.Aku selalu harus memilih sebuah pilihan yang sulit.
Di saat-saat seperti ini aku teringat kembali akan kedua orang tuaku yang membuangku begitu saja.Walau ayah aku sudah tau tempat tinggalnya namun ia tidak mau mengakui aku sebagai anaknya,apalagi bertanggung jawab atas perkembangan hidupku.Pernah suatu ketika aku pergi ke rumah ayahku untuk meminta bantuan biaya sekolahku,tapi apa yang kudapat?aku dimarahi dan dia berkata untuk apa sekolah?dan dia menyuruhku untuk berhenti sekolah.Sejak saat itu aku menjadi kapok dan tidak mengunjungi rumah ayahku lagi.Sedang ibu entah dimana keberadaannya.Aku cuma tahu dia berada di jakarta.
Ya Allah,kenapa aku harus terpisah dari kedua orang tuaku?kenapa orang tua asuhku juga dipanggil olehmu sebelum aku bisa berdiri sendiri?kenapa aku kehilangan masa kecilku yang seharusnya aku pun berhak untuk bisa berbahagia seperti halnya dengan kebahagiaan yang dialami oleh anak-anak se usiaku?
Ayah...ibu,kenapa engkau meninggalkanku?kenapa aku dilahirkan jika kalian tidak mau mengakuiku sebagai anak?kenapa aku tidak menikmati air susu ibu walau hanya setetes?kenapa aku tidak menikmati kasih sayang kalian.Apakah ayah dan ibu tidak iba melihat penderitaan nasibku?
Ya Allah,apa yang harus kulakukan saat ini?hanya tinggal Engkau yang aku harapkan kasih sayangnya.
Selama beberapa hari aku merenungi nasibku,selama beberapa hari itu pula air mataku tak berhenti mengalir.
Akhirnya aku sadar bahwa aku tidak boleh berlarut-larut memikirkan penderitaanku dan aku tidak boleh mencucurkan air mata terus menerus.Aku harus tegar,aku tidak boleh cengeng,aku harus mengambil keputusan yang pasti.Terus sekolah ataukah mencari pekerjaan.
Langkah pertama aku harus curhat dan tukar pikiran dengan guru-guru SMP ku,karena mereka pernah berkata akan selalu membantuku jika aku mempunyai masalah.
Kudatangi rumah guru SMP ku satu persatu.Dan ku catat dalam hati segala saran dan hasil pemikirannya.
Diantara sekian dari yang memberi saran padaku,aku tertarik dengan saran ibu Rusmini yang merupakan salah satu guruku.Dia memberikan tawaran padaku agar tinggal di rumahnya saja dan saling membantu.Dia akan membiayai sekolahku beserta kebutuhan hidupku dan aku harus membantu dia menyelesaikan pekerjaan rumahnya.
Karena tiada pilihan yang lebih baik lagi,maka akhirnya ku terima saran dan tawarannya itu.Aku sekarang harus berkemas membereskan pakaian dan sebagainya karena mulai besok aku akan tinggal di rumah guruku itu.
Hari pertama aku tinggal di rumahnya ternyata sangat melelahkan juga karena banyak pekerjaan rutin yang harus aku lakukan seperti mengurus halamannya yang sangat luas(menyapu,menyiram bunganya,dll.minta ampun deh soalnya halamannya sangat luas,aku menyiram bunga tdk pake mesin pompa air krn kala itu belum ada mesin pompa air.jadi aku menyiram bunga saja airnya mengambil dari sumur pake ember bolak-balik lebih dari 40 ember),mengisi bak mandi(tidak dengan mesin pompa air),mencuci piring,mengepel lantai dan lain-lain.
Inilah kegiatanku sehari-harinya.Pk.04:00 aku harus bangun,ngisi bak mandi,mengepel lantai,menyapu rumah,lalu sholat subuh.Pk.04:30 aku harus berangkat sekolah,jika aku sempat menghangatkan nasi maka aku beruntung bisa sarapan,jika tidak sempat maka terpaksa aku sarapan nasi basi atau aku berangkat sekolah tanpa sarapan.Sehingga terkadang aku sering mules perutnya ketika berada di sekolah (akibat sarapan nasi basi),atau terpaksa aku harus minum air yang berasal dari kran tempat menyiram di sekolah (jika tidak sempat sarapan,dan aku gak bisa beli makanan di warung karena gak dikasih uang untuk jajan sekolah).Pk.07:00 sd pk 13:30 aku belajar di sekolah.Lalu pulangnya aku harus nunggu di terminal karena mobil mekar berangkat dari sana antara pk.14:30 an.Datang ke rumah antara pk.16:30 sd pk.17:00 langsung mengerjakan pekerjaan rutin rumah seperti menyiram bunga,menyapu halaman,mengisi bak mandi,mencuci piring,dll.Usai itu aku mandi dan sholat.Kemudian membimbing belajar putera-puteri guruku.Barulah aku bisa makan dan selanjutnya belajar.
Kegiatan seperti itu berlangsung setiap hari.Perutku sering sakit akibat pola makan yg tidak baik(sering makan nasi basi,sering hanya minum air saja klo di sekolah)
Sangat berat memang aku menjalaninya.Tapi apa mau dikata,aku terpaksa harus menerima kenyataan itu demi kelangsungan hidupku dan demi meraih cita-citaku.
Ketika aku menginjak kelas 3,ada seorang guru bahasa inggris di SPG ku yang menawari aku untuk berdiam dengannya.Namanya Pak Sukendar.
Aku mempertimbangkan tawarannya itu,aku pikir keuntungannya aku lebih dekat ke sekolah karena memang guruku itu rumahnya cukup dekat dengan sekolah.
Lalu akupun mengutarakan hal tersebut ke Ibu Rusmini.Dan aku berkata pada dia,bukannya aku tidak betah dengan dia tapi kalau aku tinggal dengan guru SPG ku maka jarak ke sekolah cukup dekat sehingga aku bisa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Ternyata ibu Rusmini sangat bijaksana.Ia mengerti dengan maksudku.Menurutnya dia akan mendukung apapun yang dirasa baik untukku.
Setelah itu aku mohon pamit pada dia untuk pindah tempat tinggal.Tak lupa aku mengucapkan banyak-banyak terimakasih atas semua bantuannya padaku.
Selanjutnya aku memulai hidup baru dengan tinggal bersama guru SPG ku itu.
Ternyata tak kuduga sedikit pun bahwa ternyata hidup bersama guru SPG ku menjadikan catatan tersendiri buatku.
Kegiatan sehari-hari guru SPG ku setelah mengajar di SPG ia menjadi Dosen di UNTAG Cirebon,pulangnya mencari bisnis dengan cara menjadi sopir carteran yang mangkal di depan stasiun kereta api.Bahkan terkadang aku dibawa oleh dia untuk menjadi kenek mobilnya.Terkadang pulangnya bisa sampai larut malam (bisa jadi sampai pk.02:00 atau pk.03:00),pulang dari bisnis omprengan,mobil langsung dicuci olehku,sering juga aku nyuci mobilnya sambil ngantuk.
Akibat aku sering kurang tidur,maka belajar di sekolah pun sambil ngantuk.Pernah juga beberapa kali aku ketiduran di sekolah,untungnya semua guru SPG memaklumi keadaanku karena mereka tahu kehidupan Pak Sukendar.
Pernah juga aku merasa malu ketika aku ketiduran di sekolah saat sedang belajar dan tidak ada yang membangunkanku,ketika aku bangun ternyata sekolah sudah sepi....aku sangat malu karena tertidur cukup lama.Tp aku bersyukur karena sekolah tidak pernah menghukumku dengan kejadianku seperti itu.
Sebuah pengalamanku yang tak kulupakan yaitu ketika guruku abis ngojek dan pulang tengah malam,aku diajak mancing ke laut.Padahal kala itu aku ngantuk banget,tapi kalau aku menolak maka aku takut dia marah.Maka terpaksa akupun mengikuti keinginannya itu.
Bisa dibayangkan,dalam keadaan mengantuk aku diajak berjalan di bebatuan laut yg licin dan runcing-runcing.Jika kurang berhati-hati maka aku bisa tergelincir dan jatuh dibatuan yang runcing.Belum lagi udara yang sangat dingin disertai angin kencang yang menerpa tubuhku membuat aku menggigil kedinginan.Sekali-kali aku terkena cipratan air laut dan masuk ke mataku.Membuat mataku terasa sangat perih.
Ya Allah,lindungi aku...selamatkan aku...kuatkan hatiku.Hanya kepadaMu aku berlindung.
Ternyata beginilah rasanya nasib orang yang ingin meraih cita-cita.Apakah memang semua orang akan mengalami nasib sepertiku dalam usaha meraih cita-citanya?Aku merasa lelah lahir dan bathin,aku hampir tidak kuat menerima semua kejadian yang menimpaku.Tapi aku harus tetap kuat dan tegar menghadapi semua ini.Aku harus berhasil menamatkan sekolahku.Aku harus menjadi seorang guru sesuai dengan cita-citaku.Aku tidak ingin mengecewakan diriku sendiri dan harapan semua orang yang sudah membantuku.
Sebenarnya aku ingin menuliskan kisah hidupku ini secara lengkap,tapi hal itu akan memerlukan ruang dan waktu yang panjang.Jadi mohon maaf jika autobiografi saya banyak penggalannya.
Sebenarnya pengalaman tinggal bersama guru SPG ku pun sangat banyak,tapi hanya beberapa buah saja yang aku sampaikan karena banyak waktu yang aku butuhkan untuk mengedit file situs ini yang lainnya.
Banyak juga kisah tragis yang lainnya dalam mengikuti kegiatan persekolahan,seperti ujian praktek selama 3 bulan tanpa punya pakaian untuk praktek dan lain sebagainya.
Singkat cerita tibalah waktunya ujian akhir sekolah.Aku sangat khawatir sekali,aku takut tidak lulus.Saat inilah merupakan perjuangan pamungkas.Tapi Alhamdulillah,aku bisa mengikuti ujian sekolah tanpa mengalami hambatan apapun.
Dan ketika pengumuman kelulusan tiba waktunya,aku pun merasa sangat bahagia sekali karena aku dinyatakan lulus!Aku melompat-lompat kegirangan seraya mengucapkan puji syukur berkali-kali pada Allah SWT,karena atas hidayahnyalah aku bisa menamatkan sekolah di SPG.
Aku lulus SPG pada tahun 1986 dengan nilai Ujian Nasional yang cukup memuaskan
Sebenarnya saat itu aku ingin melanjutkan ke jenjang perkuliahan.Tapi keadaanku yang tidak memungkinkan ini membuat aku harus puas sampai disini.
Dua tahun setelah aku lulus SPG,Allah membuktikan lagi kasih sayangnya padaku,karena aku lulus test CPNS di test pertamaku.Aku bersukur karena Allah terus berada bersamaku dan menyayangiku setiap saat.
Tahun 1988 aku lulus jadi CPNS,tahun 1990 aku jadi PNS dan diangkat sebagai guru SD disebuah desa yang ada di kabupaten Cirebon.
***
No comments:
Post a Comment